The Britains Ark - Adventure In A World Full Of Fantasy | TBA Chapter 5 : acara lelang yang mendebarkan (2)

TBA BAB 5/Chapter 5 : acara lelang yang mendebarkan (2)

 



Kerajaan Pyeongyeul yang lebih sering dipanggil kerajaan ras Mermaid. Pemandangan eksotis, lautan yang indah, makhluk primadona yang langka, pengetahuan laut yang luas, semuanya ada disini. Hari-hari damai selalu datang hingga suatu hari sang pemimpin ras Mermaid, Ratu Vangelia Van Nephimon, tertangkap oleh pasukan tuhan dari surga di medan perang 500.000.000 tahun yang lalu. Seluruh kerajaan kacau balau, negeri dijajah, perdagangan di monopoli para bangsawan Mermaid, dan negeri itu akhirnya hancur dalam beberapa dekade.

Suasana arena semakin menggairahkan penonton. Tanpa disadari, sang gubernur Abigail Van Vomasis datang kearah arena. “Apa-apaan ini?! kenapa ada tawanan disini?” matanya yang melotot membuat penonton ketakutan.

Lalu si juru lelang, Herman Van Unklav berjalan kearah gubernur. “Ah, hahaha...! salam tuanku, aku Herman Van Unklav menunduk kepadamu tuanku.” Ucap si juru lelang.

“Apa?! Rupanya dia memiliki marga ‘Unklav’. Mirip dengan kak Gregorin!!” batin Rhico saat mendengar marga panitia Herman.

Secara samar-samar, gubernur Abigail melihat Rhico, Azriel, dan kak Russian dari singgasananya. Lalu dia menunjuk kearah Rhico dan lainnya. “Siapa mereka, panitia Herman?” tanya sang gubernur.

“Oh, mereka adalah para penyusup yang akhir-akhir ini meresahkan rakyat sekitar, tuanku,” jawab pak Herman.

Mataku melihat gerak-gerik tuan Herman seakan berkata ‘Aku akan mati jika angkat bicara’.

Kak Jessica berkomat-kamit seakan merapalkan sihir. Hal itu membuat gubernur Abigail Van Vomasis terus memperhatikan kak Jessica.

“Panitia Herman.. apakah wanita itu sudah gila karena dicambuk, ya? Haha!” matanya yang melirik kehadapan kak Jessica membuatku marah hingga membuatku dilempari sampah dari kursi penonton.

“Haah!! Kau itu sampah, dan sampah letaknya ditempat sampah, haha!”

“Betul, jadi kau diam saja disana, nak!” (suara khalayak)

Sorakan penonton membuatku putus asa. 

"Uuh.. Maaf kak, sebagai lelaki aku tidak bisa membantumu.” Pikirku dengan wajah sedih meratapi kak Jessica.

Perlahan tapi pasti, kak Jessica tersenyum dan tertawa. “Ha.. ha.. ha...,”

“Lancang sekali wanita itu, potong lidahnya!” perintah Baron Abigail sambil mengelus dagu selirnya.

Walau sudah diancam, kak Jessica malah tertawa lebih keras hingga membuat suasana arena menjadi mencekam.

“Tenanglah, Rhico. Aku akan mengeluarkanmu dari tempat sampah ini.” ucapnya.

Ucapannya membuatku berbicara sembarangan, “Kakak bisa membaca pikiranku?” tanyaku karena ia bisa menebak kekhawatiranku

“Tentu saja, hehe...” lalu ia tersenyum hingga pipinya membuat raut wajah yang psikopat. “...aku ini.. seorang penyihir, loh!!”

...Wes...wos...wes...wos...(suara khalayak)

“Apa.. dia adalah penyihir? Tidak mungkin!!” (suara khalayak)

Suasana gaduh mulai membuat para penonton pergi keluar sendirian ataupun berkelompok dari arena ini.

“DIAM SEMUANYA!! Jangan ada yang pergi. Mari kita lihat sihir wanita ini. Nah, silahkan tunjukkan sihirmu itu.” para penonton kembali ketempat duduk mereka walau enggan.

Kak Jessica menyengir kearah gubernur Abigail sambil menujukkan jarinya kearah selirnya, Sessy.

Selir itu kesal dengan jari kak jessica yang mengarah kepadanya. “Apa yang kau tunjuk kepadaku, dasar wanita j*lang.” Selir itu kemudian bermanja dengan memeluk Baron Abigail seerat mungkin. “Ah, sayang tolong peluk diriku dengan lembut.” Ucapnya.

“Haha.. Sessy, Sessy.. tenang saja, aku akan membuatmu bergairah malam ini. Jadi, persiapkan dirimu dengan baik, ya?” lalu, Baron Abigail menciumnya didepan khalayak.

Dengan wajah manisnya ia mulai mencium Baron Abigail. “Oh, tuan.. aku.. sangat.. men.. cin.. ta.. i....” suara selir Sessy menjadi  serak. Mulut yang mengeluarkan bau amis dan mengeluarkan darah, seakan seluruh tubuhnya tercabik-cabik.

*AARGH!!*

“Hei, lihat itu..ada darah ditangan wanita penyihir itu!!” (suara khalayak)

“Astaga bukankah itu adalah jantung manusia?” (suara khalayak)

“Jangan-jangan...” (suara khalayak)

Penonton melihat kearah selir Sessy yang kesakitan.

Kak Jessica tertawa terbahak-bahak dengan mimik wajah yang psikopat.

Dari bawah, kak Jessica berbicara aneh sambil tertawa, “Wah, wah.. rupanya jantung manusia lebih nyaman diremas dan di utak-atik daripada otak mereka, hehe!!” sambil tertawa ia memikirkan banyak hal, “Oh, ya!! Katanya darah itu dipompa oleh jantung. Maka, mari kita pompa darahnya hingga sebanyak apa? Haha!!”

“Astaga!! Wanita itu sudah gila.” (suara khalayak)

“Jangan-jangan dia memang penyihir, nih,” (suara khalayak)

Lalu, ia berteriak dengan keras, “MATI!!”. Jantung selir Sessy yang ada ditangannya ia remuk hingga darahnya muncrat dibajuku dan dilantai.


Komentar

  1. Akhirnya Jessica Monswater si asisten dr. Hisora memulai pertarungannya.

    BalasHapus

Posting Komentar